Istilah "4K" dan "OLED" sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat menelusuri beberapa platform belanja online. Banyak iklan monitor atau TV yang sering menyebutkan kedua istilah ini, yang dapat dimengerti dan membingungkan. Selanjutnya, mari kita lihat lebih dalam.
Apa itu OLED?
OLED dapat dikatakan sebagai kombinasi teknologi LCD dan LED. Ini menggabungkan desain LCD yang ramping dan karakteristik LED yang bercahaya sendiri, sekaligus memiliki konsumsi energi yang lebih rendah. Strukturnya mirip dengan LCD, namun tidak seperti teknologi LCD dan LED, OLED dapat bekerja secara mandiri atau sebagai lampu latar untuk LCD. Oleh karena itu, OLED banyak digunakan pada perangkat berukuran kecil dan menengah seperti ponsel, tablet, dan TV.
Apa itu 4K?
Di bidang teknologi layar, secara umum diyakini bahwa perangkat layar yang mampu mencapai 3840×2160 piksel bisa disebut 4K. Tampilan berkualitas ini mampu menghadirkan gambar yang lebih halus dan jernih. Saat ini, banyak platform video online yang menyediakan opsi kualitas 4K, memungkinkan pengguna menikmati pengalaman video dengan kualitas lebih tinggi.
Perbedaan antara OLED dan 4K
Setelah memahami kedua teknologi tersebut, OLED dan 4K, menarik untuk membandingkannya. Lalu apa perbedaan keduanya?
Faktanya, 4K dan OLED adalah dua konsep yang berbeda: 4K mengacu pada resolusi layar, sedangkan OLED adalah teknologi tampilan. Mereka bisa ada secara mandiri atau bersama-sama. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana keduanya saling terkait.
Sederhananya, selama perangkat layarnya memiliki resolusi 4K dan menggunakan teknologi OLED, kita bisa menyebutnya "4K OLED".
Kenyataannya, perangkat seperti itu biasanya mahal. Bagi konsumen, lebih penting mempertimbangkan rasio harga-kinerja. Daripada memilih produk yang mahal, lebih baik pilih perangkat yang lebih hemat biaya. Dengan uang yang sama, Anda dapat menikmati pengalaman dekat sambil menyisakan sejumlah anggaran untuk menikmati hidup, seperti menonton film atau makan enak. Ini mungkin lebih menarik.
Jadi, menurut saya, konsumen disarankan untuk mempertimbangkan monitor 4K biasa daripada monitor 4K OLED. Apa alasannya?
Harga tentu saja menjadi aspek penting. Kedua, ada dua masalah yang perlu diperhatikan: penuaan layar dan pemilihan ukuran.
Masalah burn-in layar OLED
Sudah lebih dari 20 tahun sejak teknologi OLED pertama kali diperkenalkan, namun masalah seperti perbedaan warna dan burn-in belum teratasi secara efektif. Karena setiap piksel pada layar OLED dapat memancarkan cahaya secara independen, kegagalan atau penuaan dini pada beberapa piksel sering kali menyebabkan tampilan tidak normal, yang pada gilirannya menghasilkan apa yang disebut fenomena burn-in. Permasalahan ini biasanya berkaitan erat dengan tingkat proses pembuatan dan ketatnya pengendalian kualitas. Sebaliknya, layar LCD tidak mengalami masalah seperti itu.
Masalah ukuran OLED
Bahan OLED sulit dibuat, artinya bahan tersebut biasanya tidak dibuat dalam ukuran besar, jika tidak bahan tersebut akan menghadapi lonjakan biaya dan risiko kegagalan. Oleh karena itu, teknologi OLED saat ini masih banyak digunakan pada perangkat kecil seperti ponsel dan tablet.
Jika Anda ingin membuat TV layar besar 4K dengan layar LED, ini adalah pilihan yang bagus. Keuntungan terbesar layar LED dalam pembuatan TV 4K adalah fleksibilitasnya, dan berbagai ukuran serta metode pemasangan dapat disambung dengan bebas. Saat ini, tampilan LED terutama dibagi menjadi dua jenis: mesin all-in-one dan dinding penyambungan LED.
Dibandingkan dengan TV OLED 4K yang disebutkan di atas, harga layar LED all-in-one lebih terjangkau, ukurannya lebih besar, serta pemasangannya relatif sederhana dan nyaman.
Dinding video LEDperlu dibuat secara manual, dan langkah pengoperasiannya lebih rumit, sehingga lebih cocok untuk pengguna yang terbiasa dengan pengoperasian langsung. Setelah menyelesaikan konstruksi, pengguna perlu mengunduh perangkat lunak kontrol LED yang sesuai untuk men-debug layar.
Waktu posting: 06 Agustus-2024